Masyarakat adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut.
Penduduk dalam suatu
wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu memungkinkan untuk terbentuknya
masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada
penduduknya sehingga tidak mungkin akan ada masyarakat tanpa penduduk.
Demikian pula hubungan
antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang
satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat,
kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh
kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun merupakan juga hubungan yang saling
menentukan.
Menurut Soerjono Soekanto
masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan
antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis
faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan,
pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan
remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular,
keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf,
aliran sesat, dsb.
Dari pengelompokkan 4 (empat) jenis faktor diatas, Masalah
sosial yang terjadi di lingkungan penulis yaitu Faktor Ekonomi. Dimana tingkat
pendidikan di Indonesia masih rendah serta masalah pengangguran yg masih blm
terselesaikan, karena jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan jumlah
penduduk.
1.
Pendidikan
Indonesia termasuk
negara yang tingkat pendidikannya cukup rendah di dunia. Banyak sekali
anak-anak yang harusnya sekolah, mereka sibuk membantu orang tuanya untuk
bekerja mencari nafkah.
Pastinya mereka (anak-anak indonesia)
ingin merasakan sekolah seperti anak-anak yang lain. Akan tetapi keadaan
perekonomian orang tua yang kurang mampu membuat mereka mengubur keinginan
tersebut. Meskipun pemerintah telah mengucurkan dana BOS, tetapi pada
kenyataannya masih banyak anak-anak dijalanan ketika jam sekolah.
Hal-hal yang membuat masyarakat
kurang mementingkan pendidikan diantanranya :
1. Ketidaktahuan akan
pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidup
Banyak dari mereka (masyarakat
pedesaan) yang berpikir “untuk apa sekolah? Asalkan sudah bisa mencari uang
tidak perlu sekolah” padahalkan pendidikan di sekolah juga perlu untuk
menunjang karier mereka di masa depan nanti siapa tahu menjadi orang sukses.
2. Tidak memadainya
sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan
Kurangnya bahkan rusaknya sarana dan
prasarana yang telah ada, membuat masyarakat semakin malas untuk sekolah, untuk
mengenyam pendidikan. Sudah sepatutnya pemerintah dan kita bersama-sama
membantu memfasilitasi mereka.
3. Letak geografis yang
menyulitkan untuk mengakses masyarakat di desa terpencil.
Letak geografis kerap kali menjadi
kendala untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat pedesaan, mulai dari naik
turun bukit, tidak ada alat transportasi, sampai tidak adanya aliran listrik
4. Mahalnya biaya
pendidikan
“Biaya pendidikan di Indonesia mahal,
sedangkan penghasilan cuma cukup buat makan saja. Belum beli seragam, sepatu,
tas, peralatan sekolah, buku, belum lagi kalo ada tugas-tugas, terus tiap hari
perlu ongkos ke sekolah” mungkin kalimat-kalimat ini yang sering terlintas di
benak masyarakat pedesaan jika memikirkan tentang pendidikan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rendahnya kesadaran akan pendidikan :
1. Mengadakan
sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan bagi kehidupan
Pemerintah perlu mengadakan kegiatan
sosialisasi bagi mereka masyarakat yang dirasa kurang mengetahui arti
pentingnya pendidikan.
2. Melengkapi sarana dan
prasarana khususnya di daerah yang terpencil
Saya rasa, pemerintah telah
memberikan sarana dan prasarana pendidikan di desa terpencil. Akan tetapi
pemerintah juga perlu menindaklanjuti/melakukan pengawasan terhadap penggunaan
sarana dan prasaran yang telah di berikan agar tidak sia-sia.
3. Melakukan lebih
banyak kegiatan pendidikan di daerah terpencil sacara gratis
Sebaiknya pengadaan kegiatan
pendidikan di lakukan secara gratis, tanpa di pungut biaya apapun.
4. Membuat program
beasiswa bagi masyarakat yang membutuhkan
Sekarang telah banyak program
beasiswa pendidikan untuk masyarakat. Mulai dari beasiswa ekonomi/sosial sampai
beasiswa berprestasi, tentunya pemerintah harus melaksanakannya dengan benar
jangan sampai salah sasaran.
5. Tidak mempersulit
masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan
Sebaiknya pemerintah
juga tidak mempersulit masyarakat yang ingin bersekolah atau menuntut ilmu
dengan membuat sistem administrasi yang sederhana yang mudah di pahami oleh
masyarakat.
Semua itu tidak akan berjalan tanpa
adanya kemauan dari masyarakatnya sendiri untuk merubah Indonesia menjadi lebih
baik lagi. Dan bagi pemerintah semua itu hanyalah wacana biasa jika kalian
hanya melihatnya tanpa ada niat untuk melaksanakannya.
2.
Pengangguran
Pengangguran adalah
masalah serius yang dihadapi indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Jumplah
penduduk yang semakin banyak tak diimbangi dengan jumplah lapangan kerja yang
banyak pula, sehingga terjadi banyak pengangguran.
Pengangguran juga
bertambah seiring kebiasaan masyarakat yang datang dari daerah memadati ibu
kota. Kadang mereka datang dengan modal nekat tanpa ketrampilan khusus sehingga
di kota mereka tak punya kerjaan. Sebenarnya lapangan pekerjaan bisa kita
ciptakan sendiri tanpa harus pergi ke ibukota.
Referensi