A. Soft Skill
Sumber daya manusia memegang peranan
paling penting dalam menentuan kemajuan sebuah organisasi, termasuk bangsa dan
negara. Suatu bangsa menjadi maju bukan disebabkan karena dimilikinya kekayaan
alam berlimpah, melainkan karena sumber daya manusianya yang handal dan mampu
membangun karakter masyarakatnya agar memiliki soft skill yang tinggi.
Saat ini semakin disadari pentingnya
soft skill dalam mencapai
keberhasilan baik bagi diri pribadi, organisasi, perusahaan, maupun bangsa dan
negara. Istilah soft skills adalah istilah sosiologis yang berkaitan
dengan EQ (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter
kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasan pribadi, keramahan,
dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain.
Secara umum soft skills
diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal (Prastiwi, 2011: 3).
Para ahli memberikan definisi soft
skills dengan sangat beragam. Menurut Berthal (dalam Muqowim, 2012: 5), soft
skills diartikan sebagai perilaku personal dan interpersonal yang
mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia. Sedangkan menurut Putra dan
Pratiwi (2005: 5) soft skills adalah kemampuan-kemampuan tak terlihat
yang diperlukan untuk sukses, misalnya kemampuan berkomunikasi,
kejujuran/integritas dan lain-lain.
Elfindri, dkk (2011: 10)
mendefinisikan soft skills sebagai keterampilan hidup yang sangat
menentukan keberhasilan seseorang, yang wujudnya antara lain berupa kerja
keras, eksekutor, jujur, visioner, dan disiplin. Lebih lanjut Elfindri
menjelaskan bahwa soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup
yang harus dimiliki baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta
berhubungan dengan Sang Pencipta. Soft skills sangat diperlukan
untuk kecakapan hidup seseorang.
Soft skills membuat keberadaan seseorang akan
semakin terasa di tengah masyarakat. Dengan soft skills seseorang akan
memiliki keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan
berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun, dan
keterampilan spiritual (Elfindri, 2010: 67).
Berdasarkan paparan Elfidri di atas,
terlihat betapa pentingnya soft skills bagi setiap orang. Pentingnya soft
skills juga ditekankan oleh Giblin dan Sailah (dalam Sucipta: 2009: 1) yang
menyatakan bahwa soft skills merupakan kunci menuju hidup yang lebih
baik, sahabat lebih banyak, sukses lebih besar, dan kebahagiaan yang lebih luas.
Pernyataan yang sama juga
dikemukakan oleh Kaipa dan Milus (2005: 3-6) bahwa soft skills adalah
kunci untuk meraih kesuksesan, termasuk di dalamnya kepemimpinan, pengambilan
keputusan, penyelesaian konflik, komunikasi, kreativitas, kemampuan presentasi,
kerendahan hati dan kepercayaan diri, kecerdasan emosional, integritas,
komitmen, dan kerjasama.
Soft
skills berkontribusi pada berbagai bidang kehidupan, meliputi kepemimpinan,
pengelolaan aktivitas, pengelolaan sumber daya dan pengelolaan informasi,
sebagaimana diuraikan Kaipa dan Milus.
Sumber:
Kaipa & Milus, 2005 dalam Soft Skills are Smart Skills,
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa soft skills merupakan kemampuan yang ada pada diri
seseorang yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata jika tidak diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan-kemampuan ini hanya dapat dilihat jika
orang tersebut mau menerapkannya dalam kehidupannya.
Kemampuan-kemampuan yang dimaksud
bukan kemampuan akademis yang tinggi, tetapi kemampuan interaksi sosial yang
baik, kemampuan untuk bergaul, mampu berbicara di depan umum, dan lain-lain.
Soft skills merupakan jenis keterampilan yang lebih banyak terkait dengan
sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Karena itu
dampak yang diakibatkan lebih abstrak namun tetap bisa dirasakan seperti
perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan untuk dapat bekerjasama,
membantu orang lain, dan sebagainya.
Dengan memiliki soft skills, setiap
individu akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tanggap
terhadap kondisi dan situasi sekitarnya sehingga dapat berfikir, berucap dan
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dimana seseorang hidup
dan juga di lingkungan kerjanya.
B. Algoritma dan Pemograman
1. Apakah Itu Algoritma
Ditinjau
dari asal-usul katanya, kata Algoritma sendiri mempunyai sejarah yang aneh.
Orang hanya menemukan kata algorism yang berarti proses menghitung
dengan angka arab. Anda dikatakan algorist jika Anda menghitung
menggunakan angka arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun
hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal
kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku arab yang terkenal yaitu Abu
Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi. Al-Khuwarizmi dibaca orang barat
menjadi Algorism. Al-Khuwarizmi menulis buku yang berjudul Kitab Al
Jabar Wal-Muqabala yang artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The
book of restoration and reduction). Dari judul buku itu kita juga
memperoleh akar kata “Aljabar” (Algebra). Perubahan kata dari algorism
menjadi algorithm muncul karena kata algorism sering
dikelirukan dengan arithmetic, sehingga akhiran –sm berubah
menjadi –thm. Karena perhitungan dengan angka Arab sudah menjadi hal
yang biasa, maka lambat laun kata algorithm berangsur-angsur dipakai
sebagai metode perhitungan (komputasi) secara umum, sehingga kehilangan makna
kata aslinya. Dalam bahasa Indonesia, kata algorithm diserap menjadi algoritma.
2. Definisi Algoritma
“Algoritma adalah urutan
langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan
logis”. Kata logis
merupakan kata kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam
algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau
benar. Dalam beberapa konteks, algoritma adalah spesifikasi urutan
langkah untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pertimbangan dalam pemilihan
algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma
akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang
diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan
keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik.
Pertimbangan kedua yang harus
diperhatikan adalah kita harus mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh
algoritma tersebut. Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan
masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan).
Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan
nilai yang sebenarnya.
Ketiga adalah efisiensi algoritma.
Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari 2 hal yaitu efisiensi waktu dan memori.
Meskipun algoritma memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi
jika kita harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya, algoritma
tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap orang menginginkan keluaran yang
cepat. Begitu juga dengan memori, semakin besar memori yang terpakai maka
semakin buruklah algoritma tersebut. Dalam kenyataannya, setiap orang bisa
membuat algoritma yang berbeda untuk menyelesaikan suatu permasalahan, walaupun
terjadi perbedaan dalam menyusun algoritma, tentunya kita mengharapkan keluaran
yang sama. Jika terjadi demikian, carilah algoritma yang paling efisien dan
cepat.
3. Beda Algoritma dan Program
Program adalah kumpulan pernyataan
komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis dalam program adalah
algoritma. Program ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman. Jadi bisa
disebut bahwa program adalah suatu implementasi dari bahasa pemrograman.
Beberapa pakar memberi formula bahwa :
Program = Algoritma + Bahasa
(Struktur Data)
Bagaimanapun juga struktur data dan
algoritma berhubungan sangat erat pada sebuah program. Algoritma yang baik
tanpa pemilihan struktur data yang tepat akan membuat program menjadi kurang
baik, demikian juga sebaliknya.
Pembuatan algoritma mempunyai banyak
keuntungan di antaranya :
- Pembuatan atau penulisan algoritma tidak tergantung pada bahasa pemrograman manapun, artinya penulisan algoritma independen dari bahasa pemrograman dan komputer yang melaksanakannya.
- Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa pemrograman.
- Apapun bahasa pemrogramannya, output yang akan dikeluarkan sama karena algoritmanya sama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat algoritma :
- Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis dalam notasi apapun asalkan mudah dimengerti dan dipahami.
- Tidak ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma seperti notasi bahasa pemrograman. Notasi yang digunakan dalam menulis algoritma disebut notasi algoritmik.
- Setiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritmik sendiri. Hal ini dikarenakan teks algoritma tidak sama dengan teks program. Namun, supaya notasi algoritmik mudah ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman tertentu, maka sebaiknya notasi algoritmik tersebut berkorespondensi dengan notasi bahasa pemrograman secara umum.
- Notasi algoritmik bukan notasi bahasa pemrograman, karena itu pseudocode dalam notasi algoritmik tidak dapat dijalankan oleh komputer. Agar dapat dijalankan oleh komputer, pseudocode dalam notasi algoritmik harus ditranslasikan atau diterjemahkan ke dalam notasi bahasa pemrograman yang dipilih. Perlu diingat bahwa orang yang menulis program sangat terikat dalam aturan tata bahasanya dan spesifikasi mesin yang menjalannya.
- Algoritma sebenarnya digunakan untuk membantu kita dalam mengkonversikan suatu permasalahan ke dalam bahasa pemrograman.
- Algoritma merupakan hasil pemikiran konseptual, supaya dapat dilaksanakan oleh komputer, algoritma harus ditranslasikan ke dalam notasi bahasa pemrograman. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada translasi tersebut, yaitu :
a. Pendeklarasian variabel
Untuk mengetahui dibutuhkannya
pendeklarasian variabel dalam penggunaan bahasa pemrograman
apabila tidak semua bahasa pemrograman membutuhkannya.
b. Pemilihan tipe data
Apabila bahasa pemrograman yang akan
digunakan membutuhkan pendeklarasian variabel maka perlu hal ini
dipertimbangkan pada saat pemilihan tipe data.
c. Pemakaian
instruksi-instruksi
Beberapa instruksi mempunyai
kegunaan yang sama tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang
berbeda.
d. Aturan sintaksis
Pada saat menuliskan program kita
terikat dengan aturan sintaksis dalam bahasa pemrograman yang akan digunakan.
e. Tampilan hasil
Pada saat membuat algoritma kita
tidak memikirkan tampilan hasil yang akan disajikan. Hal-hal teknis ini
diperhatikan ketika mengkonversikannya menjadi program.
f. Cara pengoperasian compiler
atau interpreter.
Bahasa pemrograman yang digunakan
termasuk dalam kelompok compiler atau interpreter.
4. Algoritma Merupakan Jantung Ilmu Informatika
Algoritma adalah jantung ilmu
komputer atau informatika. Banyak cabang ilmu komputer yang mengarah ke dalam
terminologi algoritma. Namun, jangan beranggapan algoritma selalu identik
dengan ilmu komputer saja. Dalam kehidupan sehari-hari pun banyak terdapat
proses yang dinyatakan dalam suatu algoritma. Cara-cara membuat kue atau
masakan yang dinyatakan dalam suatu resep juga dapat disebut sebagai algoritma.
Pada setiap resep selalu ada urutan langkah-langkah membuat masakan. Bila
langkah-langkahnya tidak logis, tidak dapat dihasilkan masakan yang diinginkan.
Ibu-ibu yang mencoba suatu resep masakan akan membaca satu per satu
langkah-langkah pembuatannya lalu ia mengerjakan proses sesuai yang ia baca.
Secara umum, pihak (benda) yang mengerjakan proses disebut pemroses (processor).
Pemroses tersebut dapat berupa manusia, komputer, robot atau alat-alat
elektronik lainnya. Pemroses melakukan suatu proses dengan melaksanakan atau
“mengeksekusi” algoritma yang menjabarkan proses tersebut.
Algoritma adalah deskripsi dari
suatu pola tingkah laku yang dinyatakan secara primitif yaitu aksi-aksi yang
didefenisikan sebelumnya dan diberi nama, dan diasumsikan sebelumnya bahwa
aksi-aksi tersebut dapat kerjakan sehingga dapat menyebabkan kejadian.
Melaksanakan algoritma berarti
mengerjakan langkah-langkah di dalam algoritma tersebut. Pemroses mengerjakan
proses sesuai dengan algoritma yang diberikan kepadanya. Juru masak membuat kue
berdasarkan resep yang diberikan kepadanya, pianis memainkan lagu berdasarkan
papan not balok. Karena itu suatu algoritma harus dinyatakan dalam bentuk yang
dapat dimengerti oleh pemroses. Jadi suatu pemroses harus:
- Mengerti setiap langkah dalam algoritma.
- Mengerjakan operasi yang bersesuaian dengan langkah tersebut.
5. Mekanisme Pelaksanaan Algoritma oleh Pemroses
Komputer hanyalah salah satu
pemroses. Agar dapat dilaksanakan oleh komputer, algoritma harus ditulis dalam
notasi bahasa pemrograman sehingga dinamakan program. Jadi program adalah
perwujudan atau implementasi teknis algoritma yang ditulis dalam bahasa
pemrograman tertentu sehingga dapat dilaksanakan oleh komputer.
Kata “algoritma” dan “program”
seringkali dipertukarkan dalam penggunaannya. Misalnya ada orang yang berkata
seperti ini: “program pengurutan data menggunakan algoritma selection sort”.
Atau pertanyaan seperti ini: “bagaimana algoritma dan program menggambarkan
grafik tersebut?”. Jika Anda sudah memahami pengertian algoritma yang sudah
disebutkan sebelum ini, Anda dapat membedakan arti kata algoritma dan program.
Algoritma adalah langkah-langkah penyelesaikan masalah, sedangkan program
adalah realisasi algoritma dalam bahasa pemrograman. Program ditulis dalam
salah satu bahasa pemrograman dan kegiatan membuat program disebut pemrograman
(programming). Orang yang menulis program disebut pemrogram (programmer).
Tiap-tiap langkah di dalam program disebut pernyataan atau instruksi.
Jadi, program tersusun atas sederetan instruksi. Bila suatu instruksi
dilaksanakan, maka operasi-operasi yang bersesuaian dengan instruksi tersebut
dikerjakan komputer.
Secara garis besar komputer tersusun
atas empat komponen utama yaitu, piranti masukan, piranti keluaran, unit
pemroses utama, dan memori. Unit pemroses utama (Central Processing Unit –
CPU) adalah “otak” komputer, yang berfungsi mengerjakan operasi-operasi
dasar seperti operasi perbandingan, operasi perhitungan, operasi membaca, dan
operasi menulis. Memori adalah komponen yang berfungsi menyimpan atau
mengingatingat.
Yang disimpan di dalam memori adalah
program (berisi operasi-operasi yang akan dikerjakan oleh CPU) dan data atau
informasi (sesuatu yang diolah oleh operasi-operasi). Piranti masukan dan
keluaran (I/O devices) adalah alat yang memasukkan data atau
program ke dalam memori, dan alat yang digunakan komputer untuk
mengkomunikasikan hasil-hasil aktivitasnya. Contoh piranti masukan antara lain,
papan kunci (keyboard), pemindai (scanner), dan cakram (disk).
Contoh piranti keluaran adalah, layar peraga (monitor), pencetak (printer),
dan cakram.
Mekanisme
kerja keempat komponen di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Mula-mula program
dimasukkan ke dalam memori komputer. Ketika program dilaksanakan (execute),
setiap instruksi yang telah tersimpan di dalam memori dikirim ke CPU. CPU
mengerjakan operasioperasi yang bersesuaian dengan instruksi tersebut. Bila
suatu operasi memerlukan data, data dibaca dari piranti masukan, disimpan di
dalam memori lalu dikirim ke CPU untuk operasi yang memerlukannya tadi. Bila
proses menghasilkan keluaran atau informasi, keluaran disimpan ke dalam memori,
lalu memori menuliskan keluaran tadi ke piranti keluaran (misalnya dengan
menampilkannya di layar monitor).
6. Belajar Memprogram dan Belajar Bahasa Pemrograman
Belajar memprogram tidak sama dengan
belajar bahasa pemrograman. Belajar memprogram adalah belajar tentang
metodologi pemecahan masalah, kemudian menuangkannya dalam suatu notasi
tertentu yang mudah dibaca dan dipahami. Sedangkan belajar bahasa pemrograman
berarti belajar memakai suatu bahasa aturan-aturan tata bahasanya,
pernyataan-pernyataannya, tata cara pengoperasian compiler-nya, dan memanfaatkan
pernyataan-pernyataan tersebut untuk membuat program yang ditulis hanya dalam
bahasa itu saja. Sampai saat ini terdapat puluhan bahasa pemrogram, antara lain
bahasa rakitan (assembly), Fortran, Cobol, Ada, PL/I, Algol, Pascal,
C, C++, Basic, Prolog, LISP, PRG, bahasabahasa simulasi seperti CSMP,
Simscript, GPSS, Dinamo. Berdasarkan terapannya, bahasa pemrograman dapat
digolongkan atas dua kelompok besar :
- Bahasa pemrograman bertujuan khusus. Yang termasuk kelompok ini adalah Cobol (untuk terapan bisnis dan administrasi). Fortran (terapan komputasi ilmiah), bahasa rakitan (terapan pemrograman mesin), Prolog (terapan kecerdasan buatan), bahasa-bahasa simulasi, dan sebagainya.
- Bahasa perograman bertujuan umum, yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Yang termasuk kelompok ini adalah bahasa Pascal, Basic dan C. Tentu saja pembagian ini tidak kaku. Bahasabahasabertujuan khusus tidak berarti tidak bisa digunakan untuk aplikasi lain. Cobol misalnya, dapat juga digunakan untuk terapan ilmiah, hanya saja kemampuannya terbatas. Yang jelas, bahasabahasa pemrograman yang berbeda dikembangkan untuk bermacam-macam terapan yang berbeda pula.
Berdasarkan pada apakah notasi
bahasa pemrograman lebih “dekat” ke mesin atau ke bahasa manusia, maka bahasa
pemrograman dikelompokkan atas dua macam :
- Bahasa tingkat rendah. Bahasa jenis ini dirancang agar setiap instruksinya langsung dikerjakan oleh komputer, tanpa harus melalui penerjemah (translator). Contohnya adalah bahasa mesin. CPU mengambil instruksi dari memori, langsung mengerti dan langsung mengerjakan operasinya. Bahasa tingkat rendah bersifat primitif, sangat sederhana, orientasinya lebih dekat ke mesin, dan sulit dipahami manusia. Sedangkan bahasa rakitan dimasukkan ke dalam kelompok ini karena alasan notasi yang dipakai dalam bahasa ini lebih dekat ke mesin, meskipun untuk melaksanakan instruksinya masih perlu penerjemahan ke dalam bahasa mesin.
- Bahasa tingkat tinggi, yang membuat pemrograman lebih mudah dipahami, lebih “manusiawi”, dan berorientasi ke bahasa manusia (bahasa Inggris). Hanya saja, program dalam bahasa tingkat tinggi tidak dapat langsung dilaksanakan oleh komputer. Ia perlu diterjemahkan terlebih dahulu oleh sebuah translator bahasa (yang disebut kompilator atau compiler) ke dalam bahasa mesin sebelum akhirnya dieksekusi oleh CPU. Contoh bahasa tingkat tinggi adalah Pascal, PL/I, Ada, Cobol, Basic, Fortran, C, C++, dan sebagainya.
Bahasa pemrograman bisa juga
dikelompokkan berdasarkan pada tujuan dan fungsinya. Di antaranya adalah :
7. Menilai Sebuah Algoritma
Ketika manusia berusaha memecahkan
masalah, metode atau teknik yang digunakan untuk memecahkan masalah itu ada
kemungkinan bisa banyak (tidak hanya satu). Dan kita memilih mana yang terbaik
di antara teknikteknik itu. Hal ini sama juga dengan algoritma, yang
memungkinkan suatu permasalahan dipecahkan dengan metode dan logika yang
berlainan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mengukur mana algoritma
yang terbaik?. Beberapa persyaratan untuk menjadi algoritma yang baik adalah :
- Tingkat kepercayaannya tinggi (realibility). Hasil yang diperoleh dari proses harus berakurasi tinggi dan benar.
- Pemrosesan yang efisien (cost rendah). Proses harus diselesaikan secepat mungkin dan frekuensi kalkulasi yang sependek mungkin.
- Sifatnya general. Bukan sesuatu yang hanya untuk menyelesaikan satu kasus saja, tapi juga untuk kasus lain yang lebih general.
- Bisa dikembangkan (expandable). Haruslah sesuatu yang dapat kita kembangkan lebih jauh berdasarkan perubahan requirement yang ada.
- Mudah dimengerti. Siapapun yang melihat, dia akan bisa memahami algoritma Anda. Susah dimengertinya suatu program akan membuat susah di-maintenance (kelola).
- Portabilitas yang tinggi (portability). Bisa dengan mudah diimplementasikan di berbagai platform komputer.
- Precise (tepat, betul, teliti). Setiap instruksi harus ditulis dengan seksama dan tidak ada keragu-raguan, dengan demikian setiap instruksi harus dinyatakan secara eksplisit dan tidak ada bagian yang dihilangkan karena pemroses dianggap sudah mengerti. Setiap langkah harus jelas dan pasti.
Contoh : Tambahkan 1 atau 2
pada x.
Instruksi di atas terdapat keraguan.
- Jumlah langkah atau instruksi berhingga dan tertentu. Artinya, untuk kasus yang sama banyaknya, langkah harus tetap dan tertentu meskipun datanya berbeda.
- Efektif. Tidak boleh ada instruksi yang tidak mungkin dikerjakan oleh pemroses yang akan menjalankannya.
Contoh : Hitung akar 2 dengan
presisi sempurna.
Instruksi di atas tidak efektif,
agar efektif instruksi tersebut diubah.
Misal : Hitung akar 2 sampai lima digit di belakang koma.
- Harus terminate. Jalannya algoritma harus ada kriteria berhenti. Pertanyaannya adalah apakah bila jumlah instruksinya berhingga maka pasti terminate?
- Output yang dihasilkan tepat. Jika langkah-langkah algoritmanya logis dan diikuti dengan seksama maka dihasilkan output yang diinginkan.
Sedangkan
kriteria Algoritma menurut Donald E. Knuth adalah :
- Input: algoritma dapat memiliki nol atau lebih inputan dari luar.
- Output: algoritma harus memiliki minimal satu buah output keluaran.
- Definiteness (pasti): algoritma memiliki instruksi-instruksi yang jelas dan tidak ambigu.
- Finiteness (ada batas): algoritma harus memiliki titik berhenti (stopping role).
- Effectiveness (tepat dan efisien): algoritma sebisa mungkin harus dapat dilaksanakan dan efektif. Contoh instruksi yang tidak efektif adalah: A = A + 0 atau A = A * 1
Namun ada beberapa program yang
memang dirancang untuk unterminatable : contoh Sistem Operasi.
8. Penyajian Algoritma
Penyajian
algoritma secara garis besar bisa dalam 2 bentuk penyajian yaitu tulisan dan
gambar. Algoritma yang disajikan dengan tulisan yaitu dengan struktur bahasa
tertentu (misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris) dan pseudocode.
Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode pemrograman yang
sebenarnya seperti Pascal, atau C, sehingga lebih tepat digunakan untuk
menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemrogram. Sedangkan
algoritma disajikan dengan gambar, misalnya dengan flowchart. Secara
umum, pseudocode mengekspresikan ide-ide secara informal dalam proses
penyusunan algoritma. Salah satu cara untuk menghasilkan kode pseudo adalah
dengan meregangkan aturan-aturan bahasa formal yang dengannya versi akhir dari
algoritma akan diekspresikan. Pendekatan ini umumnya digunakan ketika bahasa
pemrograman yang akan digunakan telah diketahui sejak awal.
Flowchart merupakan gambar atau bagan yang
memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya. Gambaran
ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan
proses tertentu. Sedangkan antara proses digambarkan dengan garis penghubung.
Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan
pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Disamping itu flowchart
juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang
bekerja dalam tim suatu proyek.
Ada dua macam flowchart yang
menggambarkan proses dengan komputer, yaitu :
- Flowchart sistem yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan prosedur dan proses suatu file dalam suatu media menjadi file di dalam media lain, dalam suatu sistem pengolahan data. Beberapa contoh Flowchart sistem:
- Flowchart program yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses dan hubungan antar proses secara mendetail di dalam suatu program.
Kaidah-Kaidah Umum Pembuatan Flowchart Program
Dalam pembuatan flowchart Program
tidak ada rumus atau patokan yang bersifat mutlak. Karena flowchart merupakan
gambaran hasil pemikiran dalam menganalisis suatu masalah dengan komputer.
Sehingga flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu
pemrogram dengan yang lainnya. Namun secara garis besar setiap pengolahan
selalu terdiri atas 3 bagian utama, yaitu :
- Input,
- Proses pengolahan dan
- Output
Untuk pengolahan data dengan
komputer, urutan dasar pemecahan suatu masalah:
- START, berisi pernyataan untuk persiapan peralatan yang diperlukan sebelum menangani pemecahan persoalan.
- READ, berisi pernyataan kegiatan untuk membaca data dari suatu peralatan input.
- PROSES, berisi kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan persoalan sesuai dengan data yang dibaca.
- WRITE, berisi pernyataan untuk merekam hasil kegiatan ke peralatan output.
- END, mengakhiri kegiatan pengolahan.
Walaupun tidak ada kaidah-kaidah
yang baku dalam penyusunan flowchart, namun ada beberapa anjuran :
- Hindari pengulangan proses yang tidak perlu dan logika yang berbelit sehingga jalannya proses menjadi singkat.
- Jalannya proses digambarkan dari atas ke bawah dan diberikan tanda panah untuk memperjelas.
- Sebuah flowchart diawali dari satu titik START dan diakhiri dengan END.
Berikut merupakan beberapa contoh
simbol flowchart yang disepakati oleh dunia pemrograman :
Untuk memahami
lebih dalam mengenai flowchart ini, akan diambil sebuah kasus sederhana.
Kasus : Buatlah sebuah rancangan program
dengan menggunakan flowchart, mencari luas persegi panjang.
Solusi : Perumusan untuk mencari luas persegi
panjang adalah :
L = p . l
di mana, L adalah Luas
persegi panjang, p adalah panjang persegi, dan l
adalah lebar persegi.
- Simbol pertama menunjukkan dimulainya sebuah program.
- Simbol kedua menunjukkan bahwa input data dari p dan l.
- Data dari p dan l akan diproses pada simbol ketiga dengan menggunakan perumusan L = p. l.
- Simbol keempat menunjukkan hasil output dari proses dari simbol ketiga.
- Simbol kelima atau terakhir menunjukkan berakhirnya program dengan tanda End.
9. Struktur Dasar Algoritma
Algoritma berisi langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah. Langkah-langkah tersebut dapat berupa runtunan aksi
(sequence), pemilihan aksi (selection), pengulangan aksi (iteration)
atau kombinasi dari ketiganya. Jadi struktur dasar pembangunan algoritma ada
tiga, yaitu:
- Struktur Runtunan
- Digunakan untuk program yang pernyataannya sequential atau urutan.
- Struktur Pemilihan
- Digunakan untuk program yang menggunakan pemilihan atau penyeleksian kondisi.
- Struktur Perulangan
- Digunakan untuk program yang pernyataannya akan dieksekusi berulang-ulang.
Dalam Algoritma, tidak dipakai
simbol-simbol / sintaks dari suatu bahasa pemrograman tertentu, melainkan
bersifat umum dan tidak tergantung pada suatu bahasa pemrograman apapun juga.
Notasi-notasi algoritma dapat digunakan untuk seluruh bahasa pemrograman
manapun.
Definisi Pseudo-code
Kode atau tanda yang menyerupai
(pseudo) atau merupakan penjelasan cara menyelesaikan suatu masalah.
Pseudo-code sering digunakan oleh manusia untuk menuliskan algoritma.
Contoh kasus : mencari bilangan terbesar dari dua
bilangan yang diinputkan
Solusi Pseudo-code :
- Masukkan bilangan pertama
- Masukkan bilangan kedua
- Jika bilangan pertama > bilangan kedua maka kerjakan langkah 4, jika tidak, kerjakan langkah 5.
- Tampilkan bilangan pertama
- Tampilkan bilangan kedua
Solusi Algoritma :
- Masukkan bilangan pertama (a)
- Masukkan bilangan kedua (b)
- if a > b then kerjakan langkah 4
- print a
- print b
Contoh Lain Algortima dan
Pseudo-code :
10.
Tahapan dalam Pemrograman
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
menyelesaikan masalah dalam pemrograman dengan komputer adalah :
- Definisikan Masalah
- Buat Algoritma dan Struktur Cara Penyelesaian
- Menulis Program
- Mencari Kesalahan
- Uji dan Verifikasi Program
- Dokumentasi Program
- Pemeliharaan Program
C. Masalah yang Pernah Dihadapi
MENGANALISA
KERUSAKAN PADA TELEVISI
Kerusakan televisi umumnya disebabkan oleh berbagai hal, misalnya tegangan listrik 220 yang tidak stabil, disambar petir, umur TV yang sudah tua, dan juga masih banyak penyebab kerusakan yang lain.
Dari berbagai
kasus yang sering saya temukan pada saat memperbaiki TV seperti:
Tv mati total, lampu indikator tidak
menyala.
Untuk yang ini
biasanya Regulator power suplay jebol ditandai dengan skring utama input arus
ac 220 volt putus. atau bisa juga skring tidak putus tetapi tegangan B+ Nol
vol.
Tv mati, lampu indikator berkedip.
Untuk kerusakan
yang ini biasanya regulator power suplay bekerja tetapi tegangan B+ nya naik
turun. kerusakan bisa disebabkan oleh TR horizontal jebol, fbt rusak / konslet,
IC vertical rusak dan untuk mengetahui kerusakan perlu dilakukan pengecekan
secara khusus.
Tv mati standby
Untuk kerusakan tv
mati standby ditandai dengan lampu indikator menyala tetapi pada saat tombol
power di ON kan TV tidak mau start, atau tv mau start dan menyala tetapi
kemudian standby lagi, untuk kasus seperti ini biasa disebut Protex. Untuk
beberapa merk tv seperti sharp cara mengatasinya harus dengan membuka titik
proteksinya, kemudian dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Tv ada gambar, tetapi tidak ada suara.
untuk kerusakan
tidak ada suara silahkan cek bagian penguat amplifier, cek speaker dan audio
output IC prosesor.
Tv ada suara tidak ada gambar.
Kerusaka
disebabkan sinyal video tidak masuk kerangkaian crt atau perhatikan lampu
filamen di leher crt, apabila tidak menyala kemungkinan besar Resistor Heater
putus.
TV tidak ada gambar dan tidak ada suara
hanya layar berwarna biru.
Kerusakan
disebabkan karena tidak ada gelombang Tv yang terdeteksi oleh tuner, silahkan
cek tegangan 33 volt tuner, untuk tv cina ganti coil 6019 (letaknya didekat IC
prosesor LA 768XX)
Tv mengeluarkan suara BERDESIS atau suara
seperti ledakan.
Kerusakan terjadi
karena terjadi loncatan tegangan tinggi dari FBT ( biasanya flyback bocor).
untuk mengatasinya bisa dengan mengganti Flayback Transfomer ( FBT). Bisa juga
di sebabkan oleh tegangan tinggi dikarenakan regulator powersuply rusak.
Tv gambarnya menyempit atas bawah atau
hanya bergaris mendatar.
Kerusakan seperti
ini sangat erat hubungannya dengan blok vertikal, untuk gambar menyempit atas
bawah cara mengatasinya dengan masuk ke menu servise mode, seting ulang
vertical size nya.
untuk kerusakan layar bergaris mendatar cara mengatasinya dengan mengganti IC vertikal, apabila IC vertikal sudah diganti masih tetap bergaris kemungkinan IC prosesor juga rusak.
untuk kerusakan layar bergaris mendatar cara mengatasinya dengan mengganti IC vertikal, apabila IC vertikal sudah diganti masih tetap bergaris kemungkinan IC prosesor juga rusak.
Tv suara ada tetapi gambar buram ada
garis-garis mendatar berwarna putih terang.
Kerusakan seperti
tersebut diatas biasanya ada ganguan tegangan pada video ( tegangan 180 volt)
yang mensuplay katoda RGB, untuk penangananya ganti saja Elco 10 mf 250 volt,
atau periksa juga Resistor Fuse yang menghubungkan tegangan 180 v ke rangkaian
crt.
Tv gambar dan suara normal tetapi tombol
panel ngacak
Kerusakan seperti
ini hanya karena kondisi tombol itu sendiri sudah usang / aus, cara mengatasinya
dengan mengganti tombol tersebut dengan yang baru.
Tv suaranya normal tetapi warna pada
gambarnya tidak normal (hilangnya salah satu warna)
Kerusakan ini
disebabkan oleh, terganggunya jalur output RGB dari IC prosesor menuju
rangkaian crt ( kemungkinan ada diode yang short pada output RGB ) bisa juga
disebabkan oleh soket crt, short pada Tr di rangkaian crt, dan bisa juga dari
tabung crtnya yang rusak.
Tv gambar tidak penuh / menyempit atas
bawah dan kiri kanan / melengkung seperti bantal
Kerusakan seperti
ini disebabkan oleh bagian horizontal yang bekerja sebagaimana mestinya,
solusinya cek semua kapasitor di blok Horisontal.
Tv chanel berpindah-pindah sendiri atau
volume besar sendiri
Kerusakan seperti
ini biasanya terjadi karena tombol pada panel konslet solusinya ganti semua
tombol pada tombol Menu, tombol chanel, tombol volume.
Masih banyak lagi
tanda-tanda kerusakan pada TV dan cara mengatasinya harus hati hati, sebelum
kita memperbaiki kita harus kenali gejalanya , cek kerusakan dengan teliti dan
untuk penggantian komponen harus dengan kualitas yang bagus. sekian dulu untuk
posting kali ini semoga bermanfaat.
Referensi ;